pendidikan

Ponpes Al Hilal Kota Banjar Kembangkan Bidang Multimedia

Dunia memang sedang diterpa dengan kecanggihan teknologi di berbagai bidang. Agar tidak ketinggalan zaman, masyarakat harus mempelajari teknologi tersebut. Tidak terkecuali bagi warga pondok pesantren klasik, yang kini terus diterpa dengan sistem sosial dan teknologi informasi yang semakin menjadi. Untuk bisa mengimbangi jaman, mereka kembangkan bidang multimedia sebagai corong dakwah agama Islam.

Awal Mula Perubahan Metode Pembelajaran

pexels.com

Pada umumnya, para santri akan diajarkan mengenai ajaran agama Islam lebih mendalam daripada jenis sekolah lainnya. Seiring berjalannya waktu, pesantren menyadari akan pentingnya anak didik mereka untuk mengenal teknologi. Pembekalan yang diberikan, tidak hanya sebagai tempat untuk mengenal teknologi canggih semata. Namun para pendidik ingin mengembangkan teknologi tersebut, untuk bekal bagi masa depan para santri.

Informasi yang kami dapatkan dari harapanrakyat.com, Pondok Pesantren Al Hilal yang berlokasi di Dusun Sampih, Desa Rejasari, Kecamatan Langensaro, Kota Banjar ini terus berupaya sebaik mungkin untuk mengembangkan teknologi. Nantinya bekal ilmu tersebut, akan berfungsi di tengah masyakat luas. Bidang multimedia, menjadi teknologi yang sedang digencarkan di PonPes kota Banjar tersebut.

Sejak didirikan hingga tahun 2000 silam, Ponpes masih menggunakan metode yang biasa digunakan. Pola klasik tersebut masih dianggap paling efektif, untuk mengajarkan para santri mengenai agama Islam. Metode pembelajaran yang digunakan, yaitu sorongan dan bandungan. Menurut direktur pengembangan Ponpes yang bernama Muhammad Ihsan Hanafi, pesantren ini telah mengalami banyak perubahan.

Perubahan untuk kembangkan bidang multimedia sudah mulai dirasakan, sejak memasuki tahun 2013. Sebab pada tahun tersebut, sudah banyak sekali teknologi canggih dengan fitur terbaru bermunculan. Menurut Gus Ihsan, metode pembelajaran baru bernama pengajaran Madrasah Diniyah ini mulai dijalankan pada tahun tersebut. Ponpes yang menggunakan metode terbarunya ini, yaitu Madrasah Irsyadul Mubtadiin.

Pria yang lebih akrab disapa Gus Ihsan juga mengatakan, bila perubahan tersebut dilakukan untuk meringankan pembelajaran kepada para santrinya. Sebab dahulu sistem yang digunakan masih dibebankan pada satu orang pengasuh saja. Dengan adanya perubahan, kini metode yang digunakan layaknya madrasah. Dengan konsep tersebut, beban dari satu orang akan dibagi menjadi tugas beberapa pengajar.

Ketika pesantren telah terbentuk menjadi madrasah, mereka tidak menggunakan metode pembelajaran lama mereka. Namun pesantren tersebut mengembangkan lembaga pendidikan formal yang ada, seperti SMP dan Madrasah Aliyah (MA). Dibalik perubahan yang dilakukan , tentu saja ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. Namun tantangan tersebut, haruslah diterjang untuk menemukan solusi terbaik.

Pentingnya Mempelajari Teknologi Multimedia

pexels.com

Bentuk tantangan yang dihadapi oleh pesantren, yaitu bagaimana caranya untuk mempertahankan tradisi yang sudah berjalan sejak turun menurun. Namun di lain sisi, pesantren dituntut untuk kembangkan bidang multimedia yang selalu berkembang. Apabila pesantren tidak berbenah diri, ditakutkan semakin tenggelam dan tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Keputusan dari rasa gundah tersebut, pihak pesantren pun akhirnya mendorong para anak didiknya untuk memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Namun penggunaannya sedikit berbeda dengan masyarakat pada umumnya, sebab teknologi informasi tersebut digunakan sebagai media dakwah. Berisikan konten seputaran agama Islam, dakwah yang disampaikan disebarkan luaskan ke beberapa media dakwah.

Nampaknya para pendidik mengerti, akan kepopuleran media komunikasi tersebut. Sehingga mereka ingin menyebarkan dakwah, pada media yang populer di kalangan masyarakat luas. Media dakwahyang terpilih terdiri dari media sosial, Youtube, hingga berkembang dalam bidang lainnya seperti bisnis bidang footgrafi dan videografi.

Nampaknya para pendidik santri telah memiliki pemikiran terbuka, untuk kembangkan bidang multimedia. Bahkan menurut beliau, literasi digital sangat penting untuk dipelajari di era seperti sekarang ini. Alasannya cukup bisa dimaklumi, lantaran kondisi saat ini dan dahulu berbeda. Dari segi kebutuhan saja, sudah sangat berbeda jauh dibandingkan dengan zaman dahulu. Oleh karenanya, penanganan yang harus dilakukan pun seharusnya disesuaikan dengan kondisi.

Bidang multimedia, menjadi teknologi canggih yang sanagt populer di berbagai kalangan masyarakat. Menjadi media yang sangat penting dikembangkan, akhirnya para pendidik setuju untuk memberi bekal ilmu pada bidang multimedia kepada para santri. Sangat disyukuri, lantaran keputusan tersebut disambut positif oleh masyarakat. Dengan begitu para santri dapat berkarya sesuai keinginannya, tanpa ada batasan di dalamnya.

Selanjutnya beliau juga menjelaskan bahwa, hal ini menjadi poin penting pada bidang pendidikan pada era canggih ini. Pengembangan bisnis tersebut, dianggap sebagai bentuk dinamiasi pesantren. Kini pesantren tidak hanya berfokus pada bidang keagamaan saja, namun ikut mengurus masalah yang lebih komplek lagi.  Permasalahan yang harus mereka urus meliputi masalah sosial, masalah bisnis, masalah budaya, hingga permasalahan kesejahteraan masyarakat.

Kembangkan bidang multimedia, tampanya tidak terlalu berpengaruh buruk terhadap para santri. Justru perkembangan teknnologi yang diperkenalkan, mampu mengasah tingkat kreatifitas mereka secara perlahan. Penyampaian dakwah pun menjadi semakin menarik, dengan bumbu bumbu teknologi yang digunakan dengan maksimal. Bahkan hasil karya para santri, dapat dikatakan tidak kalah menarik dari anak yang duduk di sekolah formal lainnya.

Tidak Menghilangkan Ciri Khas Pesantren

Diterpa oleh kecanggihan teknologi, pihaknya masih ingin mempertahankan ciri khas dari pesantren itu sendiri. Dengan adanya ciri khas, dapat membedakan antara sekolah keagamaan dan sekolah formal lainnya. Ciri khas yang tetap ingin dipertahankan oleh pihak pesantren, yaitu bidang pertanian dan nahwu shorof. Hal ini didasari dari prinsip yang dimiliki, dimana pihak pesantren ingin memberikan fasilitas kepada mereka yang memiliki kemauan dan kemampuan.

Tujuan dari mempertahankan ciri khas tersebut, diharapkan pesantren harus tetap berdaya di segala hal. Jika dilihat dari kacamata pemerintahan, Beliau berharap pesantren dapat lebih diperhatikan dari sisi penguatan SDM, serta sisi pengingkatannya selayaknya sekolah lainnya. Tidak bisa dipandang sebelah mata, sebab para santri juga memiliki peluang yang sama dengan peserta didik lainnya. Inilah alasan penting untuk memberdayakan santri dari segi SDM.

Bahkan ada kemungkinan bila, kemampuan para santri akan dibutuhkan untuk masa yang akan datang. Sebab mereka telah dibekali dengan ilmu yang cukup memadai, untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Tidak hanya dari segi ilmu pengetahuan saja, lantaran mereka ikut ambil andil dalam kembangkan bidang multimedia. Dengan begitu, lulusan satri sudah memiliki bekal kemampuan tambahan, dan tidak akan menjadi beban.